Program Penjebak Sampah atau Trashboom Program merupakan salah satu bentuk intervensi teknis BRUIN untuk mencegah sampah plastik dan limbah padat lainnya masuk lebih jauh ke badan sungai atau menuju laut. Trashboom adalah alat fisik berupa penghalang atau penyaring yang dipasang melintang di aliran sungai untuk menangkap sampah yang terbawa arus. Program ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga edukatif, karena melibatkan warga dan komunitas lokal dalam proses pemasangan, pemeliharaan, dan pencatatan jumlah serta jenis sampah yang tertahan.

Kegiatan diawali dengan survei lokasi untuk menentukan titik rawan timbulan sampah, lalu dilakukan pemasangan trashboom berbahan ramah lingkungan di aliran sungai. Setiap minggu, tim lapangan dan relawan setempat melakukan pembersihan dan pengambilan data terhadap sampah yang tertangkap. Data tersebut digunakan sebagai bahan edukasi, kampanye, dan laporan advokasi kepada pemerintah daerah. Selain menahan sampah, program ini menjadi simbol kolaborasi antara teknologi tepat guna dan partisipasi masyarakat dalam menjaga sungai tetap bersih.

Tujuan Program :

  1. Menahan dan mengurangi aliran sampah plastik di sungai agar tidak mencemari laut dan ekosistem pesisir.
  2. Menyediakan data aktual terkait jenis dan volume sampah yang masuk ke aliran sungai.
  3. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi sederhana.

Manfaat :

  1. Mencegah pencemaran plastik dari sungai ke laut secara langsung dan terukur.
  2. Menjadi sarana edukasi visual yang konkret bagi warga tentang besarnya krisis sampah.
  3. Mendukung SDG 14 (Life Below Water), SDG 6 (Clean Water and Sanitation), dan SDG 13 (Climate Action) melalui pengurangan sampah di perairan dan aksi komunitas.

Hasil / Portofolio Program :

  1. Pemasangan trashboom di DAS Brantas (Segmen Megaluh – Jombang), berhasil menahan rata-rata 500 kg sampah plastik per minggu.
  2. Pemasangan trashboom di Kecamatan Driyorejo – Gresik, Jawa Timur sebagai titik baru intervensi.
  3. Perluasan rencana pemasangan di DAS Bengawan Solo (2025) dan kerja sama dengan organisasi Buddha Indonesia melalui kegiatan Fangshen.