Susur Sungai atau River Expedition Program merupakan kegiatan eksplorasi dan pemetaan kondisi ekosistem sungai secara langsung bersama relawan, pelajar, dan komunitas lokal. Program ini dirancang sebagai bentuk riset partisipatif sekaligus kampanye publik yang memperlihatkan kondisi nyata sungai dari hulu hingga hilir. BRUIN memfokuskan kegiatan ini untuk mengidentifikasi permasalahan seperti pencemaran, bangunan liar, penumpukan sampah, dan titik-titik kritis lain yang berpotensi merusak lingkungan. Data dan dokumentasi yang dikumpulkan dari ekspedisi ini menjadi dasar untuk advokasi, intervensi, atau edukasi ke masyarakat dan pemerintah.

Kegiatan susur sungai dilaksanakan dengan melibatkan ratusan relawan dari berbagai latar belakang. Mereka diajak menelusuri aliran sungai menggunakan perahu karet atau berjalan kaki menyusuri bantaran sungai, sembari mencatat kondisi lingkungan, memotret bangunan ilegal, dan menghitung timbulan sampah plastik serta jenisnya. Kegiatan ini juga sering dipadukan dengan sesi edukasi di titik pemberhentian, kampanye media sosial, serta pameran visual untuk membangun kesadaran publik yang lebih luas terhadap urgensi penyelamatan sungai.

Tujuan Program :

  1. Mengumpulkan data visual dan spasial mengenai kondisi kerusakan dan pencemaran sungai secara partisipatif.
  2. Meningkatkan keterlibatan publik dan relawan dalam penyelamatan sungai melalui aksi nyata.
  3. Menghasilkan basis data untuk advokasi kebijakan tata ruang dan pengendalian pencemaran.

Manfaat :

  1. Memperkuat literasi spasial dan kesadaran lingkungan masyarakat terhadap kondisi nyata sungai.
  2. Menumbuhkan rasa kepemilikan kolektif terhadap sungai sebagai ruang hidup bersama.
  3. Mendukung SDG 11 (Sustainable Cities and Communities), SDG 13 (Climate Action), dan SDG 15 (Life on Land) dengan penguatan data lapangan dan pelibatan komunitas dalam perlindungan ekosistem sungai.

Hasil / Portofolio Program :

  1. Ekspedisi Uri-Uri Kali Brantas 2024 dan Ekspedisi Sungai Ngrowo 2023 melibatkan lebih dari 300 relawan sejak 2022.
  2. Identifikasi lebih dari 1.000 bangunan liar di Kali Surabaya pada tahun 2023.
  3. Pemetaan lebih dari 1.000 titik timbulan sampah dan pohon plastik sejak tahun 2022 di Kali Surabaya.